Mendidik Anak Sesuai Kecerdasan Alamiahnya


Mendidik Anak Sesuai Kecerdasan Alamiahnya

Anak adalah titip Tuhan yang wajib dibesarkan dan dijaga sesuai dengan kodrat ia dilahirkan sebagai manusia. Setiap anak dilahirkan memiliki kelebihan dan kekurangannya sendiri-sendiri. Menyamakan kemampuan anak atau membandikan anak yang satu dengan anak lainnya. Kok si A dia sangat sangat cerdas dalam matematika, kok anak saya tidak. Padahal saya sudah memberikan pelajaran tambahan dengan mendatangkan guru les. Kok si Adul pintar sekali bahasa inggris anak saya selalu dapat nilai minim bahasa inggris dan seterusnya.


Saat ini, para ilmuan telah melakukan penelitian yang panjang tentang kecerdasan manusia. Kalau 20 hingga 50 tahun yang lalu, para pakar masih mementingkan kemampuan kognitif sebagai tolak ukur keberhasilan seorang anak dalam kehidupan. Para ilmuwan menemukan lebih dari 5 kecerdasan manusia yang setiap anak berbeda-beda kecendrungannya. Ada kecerdesan matematis, kecerdesan motorik, kecerdasan sosial, kecerdasan emosi, kecerdasan verbal dan juga kecerdasan ketuhanan.

Baca juga: kecerdasan manusia

Sekolah-sekolah tertentu yang sudah punya kesadaran akan kemampuan anak yang berbeda-beda mulai mengembangkan metode yang berbeda dalam mendidik anak. Anak dikelompokkan berdasarkan kecendrungan pelajaran apa yang mereka sukai. Anak yang suka matematika dikelompokkan dengan dengan anak yang suka matematika dan diberi pelajaran yang lebih banyak matematika. Anak yang berminat pada biologi dikelompokkan dengan anak yang hobi biologi, kemudian diberi pelajaran yang lebih banyak tentang biologi.

Sekolah-sekolah  yang seperti ini banyak sekali diminati orang tua. Kendalanya adalah, sekolah seperti ini biayanya lebih mahal dari sekolah negeri. Pemerintah kita belum melakukan terobosan kurikulum sampai ke arah sana. Semua anak masih diperlakukan sama. Mereka masih dianggap punya kemampuan yang sama dalam setiap mata pelajaran. Padahal pandangan seperti dalam dunia pendidikan sudah ketinggalan zaman  dan terbukti gagal dalam memajukan SDM bangsa kita. Yang ada malah sistem pendidikan kita memproduksi banyak pengangguran bertitel.

Bagi orang tua yang  melek dengan dunia pendidikan anak, mereka akan mengarahkan anak sesuai dengan minat anak. Bahkan mereka akan sekuat tenaga memasukkan anak mereka ke sekolah swasta yang bisa mengakomodir bakat serta minat anak mereka. Tapi bagi orang tua yang belum sadar atau pengetahuan yang minim tentang minat bakat anak, mereka akan memaksakan anak sesuai dengan keinginan orang tua.

Penyia-Nyiaan Bakat  Generasi Bangsa

Hingga saat ini, sistem pendidikan kita yang masih ketinggalan zaman akan terus memproduksi SDM yang mutunya tidak maksimal bahkan mungkin jauh dari mutu yang dibutuhkan oleh dunia pekerjaan. Banyak generasi muda yang menjalani pekerjaan bukan karena bakatnya, lebih karena paksaan lingkungan dan juga orang tua untuk menjalani profesi tersebut.

Kita bisa lihat sendiri, banyak industri Indonesia yang masih harus mendatangkan tenaga ahli dari luar. Padahal dari anak negeri sendiri kalau diberikan pendidikan sesuai dengan bakatnya, kita tidak akan kekurangan SDM yang lebih bermutu dari yang kita datangkan dari negara luar. Perlu adanya reformasi kurikulum pendidikan yang bisa menjawab tantangan zaman yang bergerak cepat. Kalau pemerintah tetap mempertahankan sistem pendidikan kita seperti ini, siap-siap saja, penjajahan ekonomi jenis baru akan menimpa bangsa ini.

Tentu hal ini tidak kita harapkan. Meski tanda-tanda seperti itu sudah mulai kelihatan dengan banyaknya perusahaan-perusahaan strategis yang menjamin hidup rakyat banyak dikuasai asing. Saatnya anak-anak bangsa yang punya keahlian khusus untuk sebuah usaha bersatu dalam memajukan Indonesia demi kemerdekaan lahir batin bangsa Indonesia.



Komentar